zondag 18 januari 2015

Kultwit Bapak Agus Sunyoto Tentang Lenong

1. Lenong adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi yang berasal dari Jakarta

2. lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela

3. Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa Melayu (atau kini bahasa Indonesia) dialek Betawi

4. Lakon Lenong umumnya berkisar tentang kehidupan sehari-hari, misalnya kisah rumah tangga, percintaan, tuan tanah, jagoan-jagoan dsb

5. Bahasa yang digunakan pada pertunjukan Lenong adalah bahasa Betawi Kasar atau Betawi Ora

6. Lakon2 lenong berkembang dari lawakan2 tanpa plot cerita yang dirangkai hingga mnjd pertunjukan semalam suntuk dgn lakon panjang dan utuh

7. Semua pemain sudah hafal alur cerita dan masing-masing menggunakan naluri untuk memerankan tokoh dalam sandiwara

8. Selanjutnya, lenong juga menjadi populer lewat pertunjukan melalui televisi, yaitu yang ditayangkan oleh TVRI mulai tahun 1970-an

9. Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman

10. Dalam lenong denes (dialek Betawi yang berarti dinas/resmi), lakonnya umumnya mengenakan busana formal dan kisahnya ber-setting kerajaan

11. sedangkan dalam lenong preman busana yang dikenakan tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari

12. bahasa lenong denes menggunakan bahasa yang halus (bahasa Melayu tinggi), sedangkan lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari

13. Dulunya, lenong Betawi diperdengarkan untuk masyarakat strata sosial dari kalangan raja dan bangsawan

14. Dari lingkungan itulah, akhirnya ada ungkapan yang terlontar dari kalangan sosial jelata; kayak raja lenong

15. Sindiran ini ditunjukkan kepada orang yang bergaya feodal

16. Namun, saat ini Lenong yang dipublikasikan berbeda dengan dulu. banyak skenario dan menggunakan kekerasan untuk memancing kelucuan Lenong

17. Dengan alur yang tidak jelas dan ngawur, banyak Lenong yang hanya menunjukkan dialog kasar, cacian dan pukulan.

18. hal tersebut merubah cara pandang masyarakat awam tentang Lenong

19. Dari situlah transisi perubahan cara pandang masyarakat thd Lenong, tanpa sadar media merusak sendiri budaya yang seharusnya dibudidayakan

20. Para kapitalis yg menjual dan merusak budaya hanya demi materi. Masyarakat pun tidak sadar, karena yang mereka tau hanyalah tawa dan hiburan

21. Tanpa sadar mereka menertawakan budaya yang lambat laun hilang. dan ketika hilang, Masyarakat membabi buta mengakui keberadaan budaya tsb.

0 reacties:

Een reactie posten